Selasa, 12 April 2016

perjuangan ayah

 Ada sebuah lagu yang membuat diriku bisa menangis. Merasakan  keadaan atau suasana kehidupan seakan-akan itu nyata. Lagu  ini yaitu tentang kerinduan seorang anak kepada ayahnya. Semakin lama mendengarnya diriku semakin rindu kepada sang ayah. Bukan hanya karena rindu kepada beliau, tetapi diriku merasa belum memberikan kebahagiaan kepada beliau. Hingga diriku meneteskan air mata! Rasanya betapa banyak dosa diriku terhadapnya. Ya Allah ampunilah diriku dan ampunilah dosa kedua orang tuaku, jagalah mereka dalam keaatan dan keimanan kepada-Mu. 
           Judul lagu ini yaitu"di pondok kecil". untuk lebih jauhnya akan aku jelaskan lirik dari lagu tersebut.

“dipondok kecil,  dipantai ombak  
Berbuih-buih, beralun-alun”

            Lirik ini menggambarkan suasana seseorang yang sedang merenung di sebuah pondok atau pun rumah kecil di dekat pantai. Dia memandang kea rah lautan yang banyak buihnya dan ombak yang berdayun-dayun ke arah pantai. Mungkin tempat kejadiannya yaitu di daerah perjuangan seperti Palestina, Mesir, Iraq, dll.

disuatu hari, ayah berkata Jaga adikmu, ayahkan pergi jauh, 
Ku pandang wajah ayah, 
Dahinya ku cium, Hatiku pilu”.
            
     Kemudian dia (yang sedang merenung) mengingat sang ayah yang mengatakan kepada anaknya, tolong jaga dirimu sayang dan juga jaga adikmu. Ayah akan pergi jauh untuk berjuang demi agama Allah. Dia disuruh menjaga adiknya, karena adiknya masih berusia balita. Lalu dia (yang merenung) memandang wajah ayahnya dengan penuh cinta dan kasih saying. Dengan air mata yang mengalir sambal memeluk sang ayah dan mencium dahi sang ayah.

            Renungan untuk diri kita, patut bersyukurlah kita karena keadaan di Indonesia aman, jauh dari peperangan melawan senjata. Sehingga kita bisa melihat ayah kita setiap hari. Oleh karena itu tugas kita sekarang adalah membahagiakan orang tua kita.  Caranya yaitu dengan menjadi anak yang soleh atau pun solehah, juga memberikan prestasi yang baik untuk mereka.

diam-diamlah sayang, jangan menangis
  Doakan  ayah semoga diterima,
  Diam adikku sayang, jangan menangis
  Andai ayah gugur, doakan dia syahid”

            Ketika sang ayah hendak melangkahkan kaki ke medan perang, sang ayah berkata kepada sang adik dan kaka, diam-diamlah kalian berdua jangan menangis, ridloilah ayah untuk berjuang di jalan Allah dan jika ayah nanti tidak pulang kembali ke rumah ini, maka doakanlah ayah sebagai orang yang mati syahid. Suasana pun semakin menjadi-jadi.

            renungan diri, jika kita masih mempunyai seorang ayah, maka bahagiakanlah dia setaip waktu. Karena masalah umur siapa yang tahu! Jika ajal menjemput dia ataupun kita yang terlebih dahulu dijemput oleh ajal, pasti akan ada rasa penyesalan dalam diri.
            Bagi kalian yang sudah dipanggil ayahnya terlebih dahulu, maka berilah dia kebahagiaan dengan mendo’akan setiap hari untuknya. Karena anak yang soleh atau solehah akan menjadi pahala yang mengalir kepadanya. Selain itu, berilah dia hadiah terbaik dari kalian berupa akhlak yang baik, dan juga prestasi. Merubah penyesalan menjadi mahkota untuk sang ayah (kelak di akherat), menjadi perisai dari siksa neraka, serta menjadi kunci pembuka pintu surga untuknya.

   selamat berjuang, ayah tercinta
   Kau pergi dulu ayah Ke medan juang.

  Ku iringi doa, moga Berjaya
 Beroleh kemenangan demi agama islam.”

            Lalu mereka berkata kepada ayahnya, selamat berjuang ayah ke medan juang, mudah-mudahan ayah meraih kemenangan demi tegaknya agama islam. Sembari menangis diantara mereka sang ayah pun pergi ke medan perang.

            Renungan, berjuang di jalan Allah bukan saja berjuang di medan perang, akan tetapi berjuang di jalan Allah bisa di lihat dari beberapa sudut pandang. Seperti sang ayah yang mencari nafkah kehidupan untuk ibu dan anak-anaknya. Dengan nafkah itu, anaknya bisa belajar agama, kuliah, menjadi ilmuan dll. Dengan begitu islam akan di kuatkan oleh orang-orang yang seperti itu.                          Maka nasihat untuk diri kita adalah jangan sia-siakan hasil dari jeri payah orang tua. Ketika kita dikirimi bekal berupa uang ataupun yang lainnya, maka gunakanlah dengan sebaik-baiknya. Jangan digunakan untuk hal yang tidak bermanfaat. Seperti halnya, untuk beli pulsa internet yang digunakan untuk chatingan yang tidak jelas, shoping, ataupun hal yang lainnya. Akan lebih baiknya, jika kita dikirimi bekal, maka berusahalah untuk membeli buku bacaan walaupun satu bulan hanya satu buku. Hingga pada akhirnya kalian akan menjadi orang yang berprestasi dan membahagiakan orang tua.
            Jangan lupajuga, untuk mendoakan kelancaran ayah dalam mencari nafkah. Bantulah dia dengan sholat dhuha, sholat hajat, dan amal soleh lainnya. Sehingga Allah memberikan rezeki yang barokah untuk kita.

“wahai abangku, kemana ayah?
  Ku sayang ayah, ku cinta ayah.
  Duhai adikku sayang, jangan bersedih
 Ayahmu pergi menyambut seruan ilahi
  Tapi ingatlah adikku, pesanan ayah
  Berjuangan dan berkorban  Walau dimana jua”
  padaMu tuhan aku bermohon,
  dosa ayahku minta diampunkan,
  berilah rahmat, bantulah ia
  untuk menegakkan agama islam."

            Sang adik mempertanyakan sang ayah, wahai kakak kemana perginya ayah? Kakak menjawab,  adik jangan bersedih! Ayah pergi berjuang demi agama Allah. Adik yang sabar dan tabah. Kata ayah adik harus berjuang dan berkorban di jalan Allah walau dimana pun adik berada. Kemudian mereka berdo’a kepada Allah dan menyerahkan urusannya kepada Allah. Ya Allah ampunilah dosa ayahku, dan berilah dia rahmatMu untuk menegakkan agamaMU.


            Renungan, ketika seorang ayah berjuang untuk agama Allah, maka jangan halangi dia untuk berjuang. Karena hidup ini sesungguhnya adalah berjuang dan berkorban mendapatkan ridlo Allah swt. Jika kalian memperjuangkan agama Allah, maka Allah akan memberikan hadiah untuk kalian di dunia dan di akhirat.
            Lalu bagaimana kita berjuang, sedangkan kita tidak sedang keadaan perang melawan orang kafir? Jawabannya adalah berjuanglah sesuai dengan posisi kalian sekarang ini. Jika kalian seorang santri, maka berjuanglah menjadi sebaik-baiknya santri, jika kalian seorang mahasiswa, maka berjuanglah menjadi sebaik-baiknya mahasiswa, jika kalian adalah ibu rumah tangga, maka berjuanglah untuk mendidik anaknya menjadi yang terbaik, jika kalian seorang pedagang, maka berjuanglah menjadi pedagang yang sukses, dst. Tentu saja berjuang disini harus semata-mata karena Allah. Sehingga Allah ridlo pada kita semua.


                                                                                                 By: Ibad Abdullah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar